Lighting Level Calculator

Menanggapi permintaan mas iful, sekarang software tersebut masih dalam tahap pengerjaan database nilai iluminitas lampu-lampu populer yang sering digunakan. Agar tidak terlalu lama menunggu, berikut saya coba tampilkan salah satu model serupa yang mungkin cocok. nb: manggilnya mas ari aja jgn mas andi yah, sy jadi bingung.. hehehe :D

syarifullah achmad:

pagi pa andi,
ngomong2 soal software, punya software lux lampu ga untuk mendesain cahaya lampu ruangan. gw lg perlu untuk hitung cahaya lampu buat proyek. trims kerjasama n infonya selama ini.
Iful

Lighting Level Calculator atau kalkulator tingkat pencahayaan adalah sebuah software yang dikhususkan untuk menghitung jumlah lampu beserta nilai lumennya berdasarkan ukuran besar ruangan yang ingin dipasang pencahayaan. Software ini dibuat oleh MC Group, Inc. dan bisa di download gratis oleh siapapun.

Klik disini untuk mengunduh perangkat lunak.

Klik gambar diatas atau klik Download.

Uraian Singkat

Membuat hitung-hutungan Lighting itu rumit?, tidak lagi.. Sekarang semuanya itu sangat simple seperti layaknya mainan anak-anak di rumah..

Software ini kecil dan ringan, memang pada umumnya software perhitungan lighting tidak memakan memory besar ataupun tidak terlalu memakan waktu karena coding yang kompleks. Kebanyakan orang menginginkan sebuah alat bantu yang cepat, akurat dan mudah digunakan sehingga dapat menolong penyelesaian pekerjaan dalam waktu yang singkat. Lighting Calculator merupakan alat bantu yang cocok untuk digunakan.

Lighting Level Calculator - Calculation Software

Perhitungan lighting secara otomatis menggunakan teknik “Room Cavity Ratio”. Sekali nilai dimasukkan, parameter-parameter dapat digunakan kembali dalam perhitungan selanjutnya. Sudah termasuk data-data nilai lumen dari pabrikanpabrikan lampu populer.

Nilai dapat dimasukkan menggukan keyboard ataupun cukup klik mouse. Menghitung jumlah Fixtures dari nilai Lighting Level yang diberikan, atau vice versa. Data ringkasan hasil perhitungan juga dapat di print dalam format ringkas.

Tidak perlu membaca manual, semua perihal dan definisi dijelaskan pada layar windows program. Nilai keluaran secara dinamis update terhadap setiap perubahan nilai variabel yang diberikan.

Baca Keseluruhan Isi Posting Ini >

Sistem Otomasi Gardu - Substation Automation System (SAS)

We have been providing world-class automation software solutions and services to our customers around the world for over 35 years.

Specializing in the delivery of innovative, reliable and cost effective solutions, our offerings connect people in business and industry to real-time information in ways that improve business strategies and decisions.

The recent integration with our parent company and global energy management specialists, Schneider Electric, brings together more than 200 years of collective automation and control management expertise.

Research and Development has long been at the heart of our operations. The added backing and expertise of Schneider Electric enables us to expand this focus and deliver an increasing portfolio of world class and cost effective automation and control solutions for our customers.

Baca Keseluruhan Isi Posting Ini >

Apa Itu? Condition Based Maintenance (CBM)

Banyak jalan menuju Roma, begitupula dengan sistem pemeliharaan.. Banyak cara menuju sistem yang handal dan optimal..!

Mungkin pernah terdengar atau selintas pernah membaca, dalam artikel ini akan saya coba kupas dan tunjukkan bagaimana jalan untuk mencapai sistem yang optimal melalui CBM. Silahkan dibaca & semoga manfaat..

Corrective maintenance & Preventive maintenance

Gangguan (breakdown) di dalam sistem suatu industri dapat mempunyai dampak penting pada profitabilitas suatu unit bisnis. Peralatan produksi banyak yang tidak berfungsi, tenaga kerja tidak lagi optimal, dan perbandingan biaya-biaya tetap ke keluaran produk secara negatif pun terpengaruh.

Sistem perbaikan yang cepat terhadap peralatan yang mulai menurun adalah titik tolak kesuksesan sebuah unit bisnis. Proses dalam menujukan gejala-gejala gangguan dari sebuah peralatan setelah kejadian dikenal sebagai “Corrective Maintenance” dan sudah eksis dalam berbagai format di dalam bermacam unit industri.

Bagaimanapun, kapanpun gangguan peralatan terjadi biaya dapat mengucur dengan derasnya di luar periode perbaikan peralatan. Seringkali sebuah “process lines” produksi membutuhkan “run-time” yang signifikan setelah adanya titik mula untuk memulai memproduksi sebuah produk yang berkualitas, dan umumnya produk-produk yang dihasilkan pada saat adanya gangguan pada peralatan menjadi tidak bermutu bahkan tidak bernilai jual yang layak lagi.

Fatalnya dampak sebuah gangguan pada saat produksi berlangsung baik dari segi biaya perbaikan, waktu, dan menurunya harga jual produksi selama gangguan berlangsung, untuk itu diperlukan sebuah usaha pencegahan-pencegahan yang sesegera mungkin dapat menanggulangi adanya gangguan dalam process line produksi. Proses analisa, pencegahan dan perawatan peralatan dalam rangka mencegah adanya gangguan yang fatal dalam sebuah unit bisnis dikenal dengan istilah Preventative Maintenance.

Dengan Preventative Maintenance secara rutin di inspeksi dan di servis dalam rangka mencegah munculnya gangguan yang fatal. Inspeksi semacam ini didasarkan pada, entah itu secara periode penanggalan ataupun jumlah lamanya peralatan aktif/bekerja, dan biasanya meliputi data laporan yang dapat dibandingkan dari waktu ke waktu untuk menentukan jika ada pergeseran hal negatif yang mengindikasikan adanya suatu masalah peralatan akan segera terjadi.

Corrective Maintenance dan Preventive Maintenance telah digunakan selama beberapa dekade, namun keduanya masing-masing masih memiliki titik kelemahan yang signifikan dalam usaha pencegahan gangguan.

Condition-based maintenance (CBM)

Condition-based maintenance (CBM) diperkenalkan untuk mencoba memelihara peralatan yang benar di saat/waktu yang tepat. CBM didasarkan pada penggunaan real-time data untuk memprioritaskan dan mengoptimalkan sumber daya pemeliharaan. Pengamatan status dari sebuah sistem dikenal sebagai condition monitoring. Sistim yang demikian akan mampu dengan sempurna menentukan kesehatan peralatan, dan bertindak hanya ketika pemeliharaan benar-benar perlu.

Pengembangan dalam beberapa tahun belakangan ini sudah memungkinkan penggabungan instrumentasi terhadap peralatan secara luas, dan diikuti dengan penggunaan perangkat yang lebih baik untuk menganalisa data kondisi peralatan. Dengan sistem semacam ini seorang personil pemeliharaan seketika akan lebih mampu dan cekatan dalam memutuskan kapan yang merupakan waktu yang tepat untuk melaksanakan pemeliharaan pada berbagai titik dari sebuah ataupun beberapa peralatan sekaligus. Condition-Based-Maintenance secara ideal akan memungkinkan seorang/tim personil pemeliharaan untuk melakukan hal yang benar saja, memperkecil biaya onderdil, sistem downtime dan memperkecil waktu yang terbuang sia-sia saat menunggu datangnya waktu pemeliharaan.

Tantangan CBM

Di samping kegunaannya, ada beberapa tantangan terhadap penggunaan CBM. Pertama dan paling utama dari semua dan ditakuti oleh semua orang adalah, biaya awal pembentukan sistem CBM cukup tinggi (tidak lagi jika dengan sistem yang akan kami tawarkan). Memerlukan peningkatan model instrumentasi dari sebuah peralatan (seperti sendor, converter, dll.). Rata-rata umumnya biaya instrumentasi yang digunakan untuk menganalisa kondisi peralatan yang sudah terinstall di dalam sistem sungguh besar melebihi harga peralatan itu sendiri.  Oleh karena itu, merupakan hal penting untuk memutuskan pentingnya investasi di depan dalam penambahan sistem CBM terhadap semua peralatan.

Salah satu hasil dari generasi CBM yang pertama di dalam industri minyak dan gas, jumlah biaya yang keluar hanya berpusat pada getaran di dalam alat berat yg berputar (heavy rotating equipment) saja.

Yang kedua memperkenalkan CBM akan meminta/mendorong suatu perubahan utama di dalam proses bagaimana pemeliharaan harus dilakukan, dan berpotensi kepada seluruh organisasi pemeliharaan di dalam suatu perusahaan. Perubahan di dalam keorganisasian umumnya adalah sangat sulit.

Begitu juga, dalam segi teknis operasional inspeksi dan pemeliharaan sebuah peralatan tidaklah selalu mudah dan sesederhana yang pernah dibayangkan. Sekalipun beberapa bentuk kaleng peralatan yang dengan mudah diamati dengan  mengukur nilai-nilai sederhana seperti getaran, akselerasi atau pun kecepatan linear, temperatur dan tekanan, dlsb. Bukanlah sebuah hal yang sepele untuk memutar data yang terukur ke dalam sebuah actionable knowledge mengenai kesehatan sebuah peralatan.

RETOSA CBM

RETOSA CBM merupakan akronim dari Real Time & Open Systems Architecture for Condition-Based Maintenance. Sistem ini pertama kali dikenalkan di PLN untuk sebagai sebuah sistem CBM terpadu untuk memantau dan menganalisa kondisi kesehatan peralatan pada Bay/Feeder sebuah Substation atau Gardu melalui data trend parameter-parameter kelistrikan dan grafik beban per-hari.

Sistem ini mampu mengasilkan laporan data peralatan otomatis dalam format XML dan juga dalam format Ms. Excel yang sudah terformat seperti format logsheet yang diinginkan oleh owner. Menggunakan sistem database Open XML sehingga mudah untuk diliput kedalam trend yang ada di dalam website owner.

Ukuran data XML sangat kecil (3kByte saja) sehingga memungkinkan untuk ditampilkan dalam format web untuk ponsel yang dilengkapi dengan kapabilitas WAP. Kapanpun dan dumanapun anda dapat memantau sistem yang sedang berjalan.

Mampu meng-handle lebih dari satu peralatan/bay dalam sebuah sistem monitoring CBM. Untuk sistem CBM yang lebih besar dan luas, RETOSA di desain untuk mampu bekerja dalam fungsi Remote sehingga dapat dipantau dari berbagai tempat sekaligus.

Investasi CBM itu mahal? Biaya pembuatan sistem automasi dan realtime trend analysis mahal? Oh Tidak lagi..

RETOSA CBM di develop oleh anak-anak bangsa sendiri yang telah lama eksis dalam dunia automasi dunia. Tidak perlu lagi khawatir biaya investasi yang tinggi dan harus mendatangkan tenaga asing yang mahal, yang hakekatnya kualitasnya belum tentu lebih baik bukan?

RETOSA CBM menggunakan standar .Net Framework yang mampu berjalan si segala jenis sistem operasi. RETOSA CBM menggunakan standar Open Source sehingga anda dapat mengolah dan mengembangkan sendiri baik segi tampilan dan format sistem CBM sesuai kebutuhan dan standar perusahaan.

RETOSA CBM satu ini telah dikembangkan ke dalam beberapa model sesuai keinginan customer seperti:

  • CBM: Bay Monitoring & Load Analysis
  • CBM: Power Transformer Monitoring
  • CBM: Battery Power System Monitoring
  • dan tentunya masih banyak lagi sesuai keinginan customer

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami PT. Kreasinusa atau gunakan form kontak email dibawah:

Baca Keseluruhan Isi Posting Ini >

Metode MVA dalam Perhitungan Hubung Singkat

Apakah Metode MVA Untuk Analisis Rangkaian Pendek?

imageMetode MVA merupakan modifikasi dari metode Hukum Ohm dimana impedansi dari sebuah sirkuit sama dengan jumlah dari komponen yang merupakan impedansi rangkaian.

Dalam prakteknya, metode MVA digunakan dengan memisahkan rangkaian menjadi komponen-komponen dan menghitung setiap komponen dengan busbar-nya tanpa batas yang ditunjukkan oleh gambar a) dan b) di bawah ini:

image

  • Gambar a) adalah diagram impedansi khas single line diagram.
  • Gambar b) adalah diagram MVA. Konversi dari diagram impedansi (gambar a ) ke MVA diagram (gambar b ) merupakan aritmatika sederhana.

Power supply 1500 MVA hanya diberi rating MVA hubung singkat. Terkadang, jika sistem MVA tidak tersedia, arus hubung singkat dapat dihitung melalui rumus: MVA SC = KV 2 XY. Rumus yang sama persis digunakan untuk menghitung MVA hubung singkat dari 69 kV X=3.87 Ohm cable.

Selanjutnya, untuk MVA trafo X = 0,076 15 69/12kV menggunakan rumus MVA SC = MVA / Z pu. Kontribusi MVA hubung singkat dari motor 15 MVA X d =0.2 adalah sama dengan basis MVA-nya sendiri dibagi dengan impenadsi per unit-nya sendiri.

Jika rangkaian hubung singkat diambil dari busbar 12 kV, akan ada sejumlah aliran rangkaian seri sebesar MVA=1500, MVA=1230, MVA=198, dan kombinasinya akan di parallel dengan hubung singkat motor SC MVA=75. Gabungan MVA komponen dihubungkan secara seri dan parallel dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Rk. Seri:  MVA1, 2 = MVA1 X MVA2 / (MVA1 + MVA2)   1)
Rk. Parallel:  MVA1, 2 = MVA1 + MVA2

Seperti dapat dilihat dari rumus di atas, sejumlah rangkaian MVA seri dihitung sama dengan resistensi secara paralel. Kombinasi Parallel MVA dilakukan sama dengan perhitungan resistansi secara seri.

Diagram MVA mengalami proses reduksi yang sama seperti diagram impedansi dengan pengecualian hanya yang nilai MVA digunakan bukan per unit impedansi atau reaktansi. Dalam contoh kali ini, MVA 1,2 = 1500 x 1230 / (1500 + 1230) = 675. Ini merupakan MVA 1 baru. MVA 1,3 = 675 x 198 / (675 + 198)= 153. MVA 1+4 = MVA 1 + MVA 4 = 153 + 75 = 228. Sesekali rangkaian hubung singkat ditemukan, arus hubung singkat dapat ditentukan dengan rumus I F , kA = MVA F / 1.73 X kV atau dengan menggunakan konverter SCMVA ke KA converter.


SC MVA untuk Konverter KA SC

SC MVA to SC KA Converter
SCMVA: Voltage, kV: KA

Jadi, rangkaian hubung singkat pada busbar 12 kV  I SC = 228 / (1,73 x 12) = 11 kA.

Pendekatan diatas diakui dan diterima secara luas oleh industri dalam penghitungan sistem tenaga dimana reaktansi dari seluruh komponen rangkaian jauh melampaui nilai resistansi menghasilkan sebuah rasio X/R tinggi di seluruh sistem.

Bahkan, program melakukan penjumlahan vektor SC MVA kontribusi dari peralatan sistem dengan sewenang-wenang X/R rasio di setiap titik di mana mereka berpotongan.

This provides an extremely accurate analysis of the maximum short circuit MVA any node can be subject to. When doing the calculations by hand, use the formulas below to calculate total MVA of components connected in series and parallel with the X/R adjustments:

Hal ini memberikan analisis yang sangat akurat dari hubung singkat MVA maksimum setiap node dapat pecahkan. Ketika melakukan perhitungan dengan tangan, gunakan rumus di bawah ini untuk menghitung total MVA komponen yang terhubung secara seri dan paralel dengan penyesuaian nilai X/R:

S
E
R
I
E
S
  MVA1, 2 = MVA1 x MVA2 x A21 x A22 / ( MVA21 x A21 x A22 + MVA22 x A22 x A21 + 2 x MVA1 x MVA2 x A1 x A2 x (1 + (X/R)1 x (X/R)2) )
(X/R)1,2 = (MVA1 x A1 x (X/R)2 + MVA2 x A2 x (X/R)1) / (MVA1 x A1 + MVA2 x A2
dimana A1 = (1 + (X/R)1)1/2, A2 = (1 + (X/R)2)1/2

P
A
R
A
L
L
E
L
  MVA1,2 = 1 / Z1,2
Z1,2 = (R1,2 + X1,2)1/2
R1,2 = ( R1x(R22 + X22) + R2x(R21 + X21) ) / ( (R1 + R2)2 + (X1 + X2)2 )
X1,2 = ( X1x(R22 + X22) + X2x(R21 + X21) ) / ( (R1 + R2)2 + (X1 + X2)2 )
dimana, R1 = 1 / ( MVA1 x (1 + (X/R)12)1/2), R2 = 1 / ( MVA2 x (1 + (X/R)22)1/2)
X1 = R1 x (X/R)1, X2 = R2 x (X/R)2

Seperti dapat dengan mudah dibuktikan, rumus di atas untuk seri dan paralel nilai MVA menyederhanakan bentuk-bentuk 1) ketika X / R rasio adalah sama.

Baca Keseluruhan Isi Posting Ini >

Selamat Hari Buruh, 1 May 2010

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

image Hari Buruh pada umumnya dirayakan pada tanggal 1 Mei, dan dikenal dengan sebutan May Day. Hari buruh ini adalah sebuah hari libur (di beberapa negara) tahunan yang berawal dari usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial para buruh.

Sejarah Hari Buruh

May Day lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak industrial. Perkembangan kapitalisme industri di awal abad 19 menandakan perubahan drastis ekonomi-politik, terutama di negara-negara kapitalis di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Pengetatan disiplin dan pengintensifan jam kerja, minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik, melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja.

Pemogokan pertama kelas pekerja Amerika Serikat terjadi di tahun 1806 oleh pekerja Cordwainers. Pemogokan ini membawa para pengorganisirnya ke meja pengadilan dan juga mengangkat fakta bahwa kelas pekerja di era tersebut bekerja dari 19 sampai 20 jam seharinya. Sejak saat itu, perjuangan untuk menuntut direduksinya jam kerja menjadi agenda bersama kelas pekerja di Amerika Serikat.

Ada dua orang yang dianggap telah menyumbangkan gagasan untuk menghormati para pekerja, Peter McGuire dan Matthew Maguire, seorang pekerja mesin dari Paterson, New Jersey. Pada tahun 1872, McGuire dan 100.000 pekerja melakukan aksi mogok untuk menuntut mengurangan jam kerja. McGuire lalu melanjutkan dengan berbicara dengan para pekerja and para pengangguran, melobi pemerintah kota untuk menyediakan pekerjaan dan uang lembur. McGuire menjadi terkenal dengan sebutan "pengganggu ketenangan masyarakat".

Pada tahun 1881, McGuire pindah ke St. Louis, Missouri dan memulai untuk mengorganisasi para tukang kayu. Akhirnya didirikanlah sebuah persatuan yang terdiri atas tukang kayu di Chicago, dengan McGuire sebagai Sekretaris Umum dari "United Brotherhood of Carpenters and Joiners of America". Ide untuk mengorganisasikan pekerja menurut bidang keahlian mereka kemudian merebak ke seluruh negara. McGuire dan para pekerja di kota-kota lain merencanakan hari libur untuk Para pekerja di setiap Senin Pertama Bulan September di antara Hari Kemerdekaan dan hari Pengucapan Syukur.

Pada tanggal 5 September 1882, parade Hari Buruh pertama diadakan di kota New York dengan peserta 20.000 orang yang membawa spanduk bertulisan 8 jam kerja, 8 jam istirahat, 8 jam rekreasi. Maguire dan McGuire memainkan peran penting dalam menyelenggarakan parade ini. Dalam tahun-tahun berikutnya, gagasan ini menyebar dan semua negara bagian merayakannya.

Pada 1887, Oregon menjadi negara bagian pertama yang menjadikannya hari libur umum. Pada 1894. Presider Grover Cleveland menandatangani sebuah undang-undang yang menjadikan minggu pertama bulan September hari libur umum resmi nasional.

Kongres Internasional Pertama diselenggarakan pada September 1866 di Jenewa, Swiss, dihadiri berbagai elemen organisasi pekerja belahan dunia. Kongres ini menetapkan sebuah tuntutan mereduksi jam kerja menjadi delapan jam sehari, yang sebelumnya (masih pada tahun sama) telah dilakukan National Labour Union di AS: Sebagaimana batasan-batasan ini mewakili tuntutan umum kelas pekerja Amerika Serikat, maka kongres merubah tuntutan ini menjadi landasan umum kelas pekerja seluruh dunia.

Satu Mei ditetapkan sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia pada Konggres 1886 oleh Federation of Organized Trades and Labor Unions untuk, selain memberikan momen tuntutan delapan jam sehari, memberikan semangat baru perjuangan kelas pekerja yang mencapai titik masif di era tersebut. Tanggal 1 Mei dipilih karena pada 1884 Federation of Organized Trades and Labor Unions, yang terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di Kanada 1872 [1], menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat dan diberlakukan mulai 1 Mei 1886.

Peristiwa Haymarket

Artikel utama Kerusuhan Haymarket

imagePada tanggal 1 Mei tahun 1886, sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja mereka menjadi 8 jam sehari. Aksi ini berlangsung selama 4 hari sejak tanggal 1 Mei.

Pada tanggal 4 Mei 1886. Para Demonstran melakukan pawai besar-besaran, Polisi Amerika kemudian menembaki para demonstran tersebut sehingga ratusan orang tewas dan para pemimpinnya ditangkap kemudian dihukum mati, para buruh yang meninggal dikenal sebagai martir. Sebelum peristiwa 1 Mei itu, di berbagai negara, juga terjadi pemogokan-pemogokan buruh untuk menuntut perlakukan yang lebih adil dari para pemilik modal.

Kongres Sosialis Dunia

Pada bulan Juli 1889, Kongres Sosialis Dunia yang diselenggarakan di Paris menetapkan peristiwa di AS tanggal 1 Mei itu sebagai hari buruh sedunia dan mengeluarkan resolusi berisi:

Sebuah aksi internasional besar harus diorganisir pada satu hari tertentu dimana semua negara dan kota-kota pada waktu yang bersamaan, pada satu hari yang disepakati bersama, semua buruh menuntut agar pemerintah secara legal mengurangi jam kerja menjadi 8 jam per hari, dan melaksanakan semua hasil Kongres Buruh Internasional Perancis.

Resolusi ini mendapat sambutan yang hangat dari berbagai negara dan sejak tahun 1890, tanggal 1 Mei, yang diistilahkan dengan May Day, diperingati oleh kaum buruh di berbagai negara, meskipun mendapat tekanan keras dari pemerintah mereka.

Hari buruh di Indonesia

Indonesia pada tahun 1920 juga mulai memperingati hari Buruh tanggal 1 Mei ini.

image Tapi sejak masa pemerintahan Orde Baru hari Buruh tidak lagi diperingati di Indonesia, dan sejak itu, 1 Mei bukan lagi merupakan hari libur untuk memperingati peranan buruh dalam masyarakat dan ekonomi. Ini disebabkan karena gerakan buruh dihubungkan dengan gerakan dan paham komunis yang sejak kejadian G30S pada 1965 ditabukan di Indonesia.

Semasa Soeharto berkuasa, aksi untuk peringatan May Day masuk kategori aktivitas subversif, karena May Day selalu dikonotasikan dengan ideologi komunis. Konotasi ini jelas tidak pas, karena mayoritas negara-negara di dunia ini (yang sebagian besar menganut ideologi nonkomunis, bahkan juga yang menganut prinsip antikomunis), menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Labour Day dan menjadikannya sebagai hari libur nasional.

Setelah era Orde Baru berakhir, walaupun bukan hari libur, setiap tanggal 1 Mei kembali marak dirayakan oleh buruh di Indonesia dengan demonstrasi di berbagai kota.

Kekhawatiran bahwa gerakan massa buruh yang dimobilisasi setiap tanggal 1 Mei membuahkan kerusuhan, ternyata tidak pernah terbukti. Sejak peringatan May Day tahun 1999 hingga 2006 tidak pernah ada tindakan destruktif yang dilakukan oleh gerakan massa buruh yang masuk kategori "membahayakan ketertiban umum". Yang terjadi malahan tindakan represif aparat keamanan terhadap kaum buruh, karena mereka masih berpedoman pada paradigma lama yang menganggap peringatan May Day adalah subversif dan didalangi gerakan komunis.

Disunting dari: Wikipedia

10,000 Buruh Ramaikan Aksi Hari Buruh 2010

image Dalam peringatan hari Buruh tanggal 1 Mei 2010 mendarang, para pekerja se Jabodetabek akan kembali aksi turun ke jalan. Salah satu tempat yang menjadi tujuan aksi antara lain, Istana Merdeka yang berada di kawasan Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
Aksi ini didukung oleh elemen masyarakat dan buruh di antaranya adalah KASBI, LBH Jakarta, AJI Jakarta, Serikat Karyawan Garuda, SP Pos Indonesia, SPSI Depok.

Menurut Luluk, koordinator aksi hari Buruh, akan ada 10.000 buruh dari Jabodetabek yang akan turun dalam aksi ini. Momentum ini, menurutnya, akan digunakan untuk menuntut penghapusan sistem kerja kontrak (outsourching), pemberangusan serikat pekerja dan penolakan politik upah murah.

“Upaya penghapusan kepastian kerja bagi buruh melalui penerapan sistem kontrak terbukti menempatkan buruh pada jurang kemiskinan,” kata Luluk.

Luluk juga menjelaskan bahwa di beberapa perusahaan, baik swasta maupun BUMN melarang para pekerjanya untuk membentuk serikat kerja atau organisasi. Mereka juga kerap mendapat intimidasi bahkan serikanya diberangus dengan alasan stabilitas perusahaan.

Sumber berita: KampungTKI

Baca Keseluruhan Isi Posting Ini >