Hari ini ratusan ribu siswa SMU maupun SMK sedang mengikuti Ujian Nasional (Unas) yang diadakan serentak di seluruh Indonesia. Harap-harap cemas, karena hasil ujian nasional ini akan menentukan nasib kelulusan sang siswa.

imageMata pelajaran yang diujikan hanya 3 mata pelajaran, yaitu 2 mata pelajaran yang untuk semua jurusan yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Lalu untuk jurusan IPA mata pelajaran yang diujikan adalah Matematika, jurusan IPS mendapat ujian Ekonomi dan jurusan Bahasa mendapat ujian bahasa asing lainnya.

 

Sementara untuk SMK (kejuruan), selain ujian Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika plus ujian kompetensi keahlian atau jurusannya. Unas kali ini juga mengakomodir bila ada siswa yang jatuh sakit dalam 3 hari ini, yaitu dengan mengadakan ujian susulan.

 

Standar nilai kelulusan tahun ini dinaikan dari tahun lalu, yaitu minimal rata-rata 5,00 dengan nilai minimal setiap mata pelajaran 4,26. Tahun lalu standar kelulusan Unas tingkat SMU ini adalah 4,51. Namun tahun ini ada aturan tambahan yang lebih luwes untuk siswa. Nilai sebuah mata pelajaran yang diujikan boleh 4,00 asalkan 2 mata pelajaran yang lain nilai minimal 6,00.

 

Apakah tahun ini prosentase kelulusan akan lebih besar dari tahun lalu? Logikanya iya. Karena kenaikan standar kelulusan ini sudah lama diumumkan oleh pemerintah. Sementara di sekolah-sekolah (paling tidak di kota yang bisa aku amati), siswa-siswi sudah banyak diberi materi maupun jam tambahan. Beberapa sekolah menerapkan jam ke-0, yaitu siswa masuk lebih pagi. Atau cara lain menambah jam pelajaran sehingga siswa pulang lebih siang dari biasanya, yaitu jam 15.00

 

Namun apakah ini akan menaikkan mutu lulusan SMU/SMK? Ini merupakan pertanyaan yang susah dijawab. Karena pendidikan nasional kita, masih menyisakan pertanyaan besar, yaitu soal kesenjangan mutu dan cara pengajaran antar daerah.

 

Untuk siswa-siswi yang tinggal di kota, menurutku prosentase kelulusan tahun ini akan membaik, seiring dengan bagusnya fasilitas sekolah. Namun bagaimana dengan sekolah yang berada di pinggiran kota maupun pedesaan? Mereka masih berkutat soal sarana dan prasarana, belum menyentuh soal mutu pengajaran. Maka jangan heran kalau prosentase kelulusan siswa-siswi di daerah ini tetap akan kerdil.

 

Kapankah pemerintah berani menyentuh dan memperbaiki masalah ini?

__________________________________________________________________________

Untuk adik saya yang di SMUN 1 Grogol Kediri-Jatim, semoga ujianya lancar ngerjainya, ga ada soal-soal yg susah, semuanya bisa dijawab dengan baik, dan yang paling penting hasilnya memuaskan dan kamu sehat selalu... (ganbate)

Creative Commons License You may share this document under Creative Commons License – Terima kasih telah membaca tulisan ini. © 2011 Ari Sulistiono, Indonesian Electrical Engineer.