CFPP Paiton Beberapa teman baru di Proyek Paiton 3, beberapa ada yang menanyakan seperti apa sih sebenarnya siklus pembangkitan listrik PLTU Batubara itu? Yah, mungkin akan terlihat sedikit rumit bila kita berada di plant yang kompleks dan besar. Untuk menggambarkan “Siklus PLTU Batubara” atau Coal-Fired Power Plant, secara umum dapat disimak dari animasi berikut ini:

Pembangkitan listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batubara cukup mirip dengan stasiun nuklir. Perbedaannya adalah sumber panas atau bahan bakarnya. Pembakaran batubara menggantikan fissioning, atau pemisahan, dari atom uranium sebagai sumber panas. Energi panas yang dihasilkan digunakan untuk memanaskan air sehingga mengubah air menjadi uap, uap ini kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin generator.

1. Firebox atau Tungku
Before the coal is burned, it is pulverized to the fineness of talcum powder. Sebelum batubara dibakar, batubara dihaluskan dengan sampai kira-kira seperti bedak. It is then mixed with hot air and blown into the firebox of the boiler. Batubara tersebut kemudian dicampur dengan udara panas dan tertiup angin ke tungku dari boiler. Burning in suspension, the coal-air mixture provides the most complete combustion and maximum heat possible. Terbakar di dalam suspensi, campuran batubara dan udara menghasilkan pembakaran sempurna dan panas yang maksimal.

2. Boiler atau Ketel
Highly purified water, pumped through pipes inside the boiler, is turned into steam by the heat. Air yang benar-benar murni dipompa melalui pipa di dalam boiler, diubah menjadi uap oleh panas yang dihasilkan pembakaran batubara. At temperatures of up to 1,000 degrees Fahrenheit and under pressures up to 3,500 pounds per square inch, the steam is piped to the turbine. Pada temperatur hingga 1.000 derajat Fahrenheit dan di bawah tekanan sampai sampai 3.500 pon per inci persegi, uap disalurkan ke turbin.

3. Turbine | Generator (Turbin | Pembangkit Listrik)
The enormous pressure of the steam pushing against a series of giant turbine blades turns the turbine shaft. Tekanan besar dari uap mendorong terhadap serangkaian pisau raksasa turbin memutar poros turbin. The turbine shaft is connected to the shaft of the generator, where magnets spin within wire coils to produce electricity. Poros turbin dihubungkan ke poros generator, dimana magnet berputar dalam kumparan kawat untuk menghasilkan listrik.

4. Condenser atau Kondensator
After doing its work in the turbine, the steam is drawn into a condenser, a large chamber in the basement of the power plant. Setelah bekerja untuk menggerakkan turbin, uap tersebut ditarik ke dalam kondensor, sebuah kamar besar di basement pembangkit listrik. The condenser is an important part of a steam-electric unit, whether nuclear or coal-fired. Kondensor adalah bagian penting dari sebuah unit uap-listrik, baik nuklir atau batu bara. This device condenses the steam leaving the turbines back into water so that it can be used over and over again in the plant. Perangkat ini mengembunkan uap-uap yang telah meninggalkan turbin kembali menjadi air sehingga dapat digunakan berulang-ulang di pabrik. This essential cooling process requires large quantities of water; thus, most steam-electric stations are located on lakes or rivers. Proses pendinginan sangat penting dan memerlukan sejumlah air dalam jumlah yang besar, dengan demikian, PLTU biasanya pasti terletak di dekat danau, sungai, muara atau laut.

5. Condenser Cooling Water atau Condenser Ber-Pendingin Air
Millions of gallons of cool lake water are pumped through a network of tubes that runs through the condenser. Jutaan galon air danau dingin yang dipompa melalui jaringan tabung yang berjalan melalui kondensor. The water in the tubes cools the steam and converts it back into water. Air dalam tabung mendinginkan uap dan mengubahnya kembali ke air. After the steam is condensed, it is pumped to the boiler again to repeat the cycle. Setelah uap terkondensasi, menjadi air, maka air tersebut akan dipompa ke boiler lagi untuk mengulangi siklus.

Coal Fired Power Plant

Semoga Bermanfaat dan menambah wawasan.

Ari Sulistiono Group

Creative Commons License You may share this document under Creative Commons License – Terima kasih telah membaca tulisan ini. © 2011 Ari Sulistiono, Indonesian Electrical Engineer.