Aduh, bagaimana ya menjawabnya? Bingung! Itu yang biasanya dialami orangtua. Kapan sebenarnya saat yang tepat memberikan pendidikan seks pada si kecil? Bagaimana caranya?

image Anak-anak usia prasekolah memang suka mengajukan pertanyaan seputar masalah seks. Biasanya, pertanyaan yang sering muncul adalah umum dan terpusat pada perbedaan anatomi tubuh, kehamilan, serta kelahiran. Hal ini normal saja. Soalnya, anak-anak usia ini mulai mengenali seksualitasnya, di samping mereka sudah lebih sadar akan dunia di sekitarnya.

Menurut pakar psikologi perkembangan anak, Elizabeth B Hurlock, ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa anak usia ini sangat berminat pada seks. Salah satunya ialah kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, saat ibu atau anggota keluarga dan tetangga melahirkan bayi, membesarnya tubuh wanita selama kehamilan yang diikuti oleh mengecilnya perut setelah kelahiran.

Lantaran itulah para ahli sependapat, orangtua harus memberikan jawaban, apa pun pertanyaan si anak. Hal ini penting. Bukan hanya sekadar untuk memuaskan rasa ingin tahu anak semata, tapi juga agar si anak kelak terhindar dari penyakit jiwa yang berkaitan dengan seks.

Dari penelitian, sekitar 50 persen penyimpangan seks yang terjadi di usia dewasa disebabkan sejak usia dini mereka tak pernah mendapatkan pendidikan seks. Berbeda kalau dari kecil sudah ada keterbukaan tentang seks, "Nanti anak tak akan melakukan yang tidak-tidak atau mencoba-coba untuk tahu mana yang boleh dan tidak," kata Prof DR Suhargono Hadisumarto dari IKIP Jakarta. Selain itu, lanjutnya, memberikan pendidikan agama dan budi pekerti sehingga si anak bisa terhindar dari penyimpangan seks.

Soal kapan tepatnya memberikan pendidikan seks pada anak, menurut Suhargono, tak ada waktu yang pasti. "Tergantung kepekaan si anak. Jangan kita buat-buat dan pakai target. Misalnya kalau anak sudah usia sekian akan saya berikan. Jangan begitu. Perkembangan setiap anak kan tidak sama," jelas pakar pendidikan biologi ini.

Yang pasti, ketika anak mulai bertanya, inilah kesempatan bagus bagi orangtua untuk memberikan pendidikan seks. Karena hal itu menunjukkan anak sudah peka dan sudah mulai berpikir. Biasanya terjadi pada usia 3 tahun. Ada dua kemungkinan anak bertanya, tutur Suhargono, "Karena ia memang ingin tahu atau cuma ingin menarik perhatian orangtua."

Dalam menjawab, kita harus mengatakan hal yang sebenarnya dan jangan berbohong. Bila kita berbohong, sama dengan mengajarinya untuk berbohong. "Penghargaan terhadap orangtua akan turun setelah si anak tahu bahwa ia dibohongi, sementara selama ini orangtua mengajarinya tak boleh berbohong," terang Suhargono.

Yang juga harus diperhatikan ialah gunakan bahasa sederhana sesuai usia anak. Jadi, jangan berikan jawaban secara detail. Jangan pernah menghindar dari pertanyaan anak. Ingat, anak kecil akan selalu berusaha mencari jawab atas rasa ingin tahunya!

Kalau Anda tak mau menjawab atau ia belum puas, maka ia akan bertanya kepada siapa saja sampai puas. Syukur bila ia bertanya pada orang lain yang tepat dan bisa memberikan jawaban yang benar pula. Tapi kalau tidak, bagaimana? Celakalah si kecil. Anda pula yang repot nantinya.

Yang tak kalah penting ialah gunakan nama atau istilah yang benar. Misalnya penis untuk alat kelamin lelaki, bukan "burung". Atau vagina untuk alat kelamin wanita, bukan "dompet". Jangan sampai anak lelaki Anda selalu memegangi penisnya karena takut sang penis "terbang" dan tak kembali lagi. Karena dalam persepsinya, sang penis sama seperti burung yang bisa terbang.

Creative Commons License You may share this document under Creative Commons License – Terima kasih telah membaca tulisan ini. © 2011 Ari Sulistiono, Indonesian Electrical Engineer.