Belajar Bahasa Jepang - Tahap Permulaan

Learning NihonGo!

Belajar bahasa Jepang (Nihon Go), merupakan hasrat beberapa orang ketika bertemu atau bekerja dengan orang Jepang. Bisa mengucapkan beberapa kalimat sapaan yang umum adalah hal pertama yang mudah dilakukan untuk mengawalinya. Pada dasarnya saya bukanlah ahli bahasa Jepang, karena kebetulan saja beberapa kali ikut Project dengan orang Jepang, mungkin disini kita bisa belajar bersama.

Berikut ini adalah kalimat yang sering di ucapkan dalam percakapan bahasa Jepang:

[Japanese/NihonGo] : “Hai”
[Bahasa Indonesia] : “Ya”

Kata ini biasanya dipakai menyatakan setuju/iya atau pun untuk menjawab pertanyaan. Kebalikan atau lawan kata ini adalah “Iie”

[Japanese/NihonGo] : “Iie”
[Bahasa Indonesia] : “Tidak”

[Japanese/NihonGo] : “Arigatou” / “Arigatou gozaimasu”   (huruf “u” diakhir kata tidak dibunyikan, hanya untuk penulisan dimana aksara Jepang tidak ada huruf mati)
[Japanese/NihonGo] : “Terima Kasih”

Gozaimasu di sini dipakai untuk ucapan formal, atau bisa juga menyatakan “terima kasih banyak”.

Berikut adalah beberapa kalimat Sapaan dalam bahasa Jepang.

[Japanese/NihonGo] : “Ohayou” / “Ohayou gozaimasu”
[Bahasa Indonesia] : “Selamat Pagi”

[Japanese/NihonGo] : “Konnichiwa”
[Bahasa Indonesia] : “Selamat Siang”

[Japanese/NihonGo] : “Konbanwa”
[Bahasa Indonesia] : “Selamat malam”

[Japanese/NihonGo] : “Yoroshiku onegaishimasu”
[Bahasa Indonesia] : “mohon bimbingannya” / “mohon bantuannya”
Kata-kata ini biasanya diucapkan pada saat memperkenalkan diri, atau pada saat hendak mengerjakan sesuatu bersama-sama.

[Japanese/NihonGo] : “O genki desu ka?”   (penggunaan kata “O” di depan untuk menyatakan kalimat yang lebih sopan/halus, kata ini bisa dihilangkan untuk berbicara dengan teman sejawat)
[Bahasa Indonesia] : “Apakah Anda sehat?”

[Japanese/NihonGo] : “O kage desu” atau “Genki desu”
[Bahasa Indonesia] : “Saya sehat-sehat saja.”
digunakan untuk menjawab “O genki desu ka?”

[Japanese/NihonGo] : Kyou wa ii o tenki desu ne?
[Bahasa Indonesia] : “Cuaca hari ini bagus, bukan?”

[Japanese/NihonGo] : Youkoso!
[Bahasa Indonesia] : “Selamat datang!”

[Japanese/NihonGo] : Moshi-moshi…
[Bahasa Indonesia] : “Halo…” (berbicara lewat telepon)

Moshi-moshi hanya digunakan untuk berbicara via telepon, konon ceritanya menurut kepercayaan orang Jepang kata ini dipakai karena tidak ada setan atau jin tidak bisa mengucapkan kata ini dengan baik, berharap agar yang di telepon bukanlah seorang setan/jin maka kata ini dipakai untuk mengawali pembicaraan lewat telepon. Apakah mitos ini betul atau tidak saya juga kurang tahu persis, karena cerita ini dikisahkan oleh anak-anak Pusat Sastra Jepang UI, bukan orang Jepangnya langsung.

[Japanese/NihonGo] : Gomen na sai
[Bahasa Indonesia] : “Mohon maaf”

[Japanese/NihonGo] : Sumimasen
[Bahasa Indonesia] : “Permisi”

Sumimasen > (bisa juga diterapkan untuk minta maaf seperti “gomen na sai”)

[Japanese/NihonGo] : Zannen desu
[Bahasa Indonesia] : “sayang sekali” / “amat disayangkan”

[Japanese/NihonGo] : Omedetou, ne
[Bahasa Indonesia] : “Selamat ya”

Omedetou, ne > (untuk beberapa hal yang baru dicapai, e.g. kelulusan, menang lomba, dsb)

[Japanese/NihonGo] : Dame / Dame desu yo
[Bahasa Indonesia] : “jangan” / “sebaiknya jangan”

[Japanese/NihonGo] : Suteki desu ne
[Bahasa Indonesia] : “Bagus ya…” / “indah ya…”

Suteki desu ne  > (untuk menyatakan sesuatu yang menarik, e.g. ‘hari yang indah’)

[Japanese/NihonGo] : Sugoi! / Sugoi desu yo!
[Bahasa Indonesia] : “Hebat!”

[Japanese/NihonGo] : Sou desu ka
[Bahasa Indonesia] : “Jadi begitu…”

Sou desu ka > (menyatakan pengertian atas suatu masalah)

[Japanese/NihonGo] : Daijoubu desu / Heiki desu
[Bahasa Indonesia] : “(saya) tidak apa-apa” / “(saya) baik-baik saja”

Jika Anda Kesulitan menangkap Ucapan Lawan Bicara Anda

[Japanese/NihonGo] : Chotto yukkuri itte kudasai.
[Bahasa Indonesia] : “Tolong ucapkan lagi dengan lebih lambat.”

[Japanese/NihonGo] : Mou ichido itte kudasai.
[Bahasa Indonesia] : “Tolong ucapkan sekali lagi.”

[Japanese/NihonGo] : Motto hakkiri itte kudasai.
[Bahasa Indonesia] : “Tolong ucapkan dengan lebih jelas.”

Untuk Mengakhiri Pembicaraan

[Japanese/NihonGo] : Sayonara
[Bahasa Indonesia] : “Selamat tinggal”

[Japanese/NihonGo] : Mata aimashou
[Bahasa Indonesia] : “Ayo bertemu lagi kapan-kapan”

[Japanese/NihonGo] : Ja, mata / mata ne
[Bahasa Indonesia] : “Sampai jumpa”

[Japanese/NihonGo] : Mata ashita
[Bahasa Indonesia] : “Sampai jumpa besok”

 

Beberapa Kalimat yang Tidak Selalu Muncul dalam Dialog, tetapi merupakan Elemen Kebudayaan Jepang

[Japanese/NihonGo] : Irasshaimase!
[Bahasa Indonesia] : “Selamat datang!”

Irasshaimase! > (kalimat ini hanya diucapkan oleh petugas toko ketika Anda berkunjung)

[Japanese/NihonGo] : Ittekimasu!
[Bahasa Indonesia] : “Berangkat sekarang!”

Ittekimasu! > (kalimat ini diucapkan ketika Anda hendak pergi meninggalkan rumah pada orang yang tetap tinggal di dalam)

[Japanese/NihonGo] : Itterasshai
[Bahasa Indonesia] : “Hati-hati di jalan”

Itterasshai > (diucapkan ketika seseorang hendak pergi ke luar rumah; umumnya sebagai jawaban untuk “Ittekimasu”)

[Japanese/NihonGo] : Itadakimasu
[Bahasa Indonesia] : [literal] “Terima kasih atas makanannya”

Itadakimasu > (kalimat ini sebenarnya tidak diartikan secara harfiah. Masyarakat Jepang biasanya mengucapkan kalimat ini sebagai ungkapan rasa syukur atas makanan yang dihidangkan)

[Japanese/NihonGo] : Gochisousama deshita
[Bahasa Indonesia] : [literal] “perjamuan/hidangan sudah selesai”

Gochisousama deshita > (seperti “Itadakimasu”, kalimat ini juga tidak diartikan secara harfiah. Masyarakat Jepang pada umumnya mengucapkan kalimat ini seusai makan)

Baca Keseluruhan Isi Posting Ini >

Portfolio

I have conducted several projects, trainings, research, develop software, and sharing ideas & knowledge on the topics of power system, control & automation, SCADA, PLCs, and protective relaying system at the following institutions:
View My Complete Resume | Hire Me!

Baca Keseluruhan Isi Posting Ini >

Pekerja Pingsan Diatas..

Pekerja pingsan diatas? Tenang, ini hanyalah sebuah training dimana disimulasikan sebuah kejadian dikala salah satu pekerja di ketinggian sedang pingsan karena lelah atau perut lapar.

 

Pada awalnya saya pun kaget dengan hal ini, bahkan semua teman-temanya yang diatas pun tidak mengetahui bahwa itu training. Spontanlah semua orang panik.

 

DSCN0481

Salah satu temanya yang ikut bekerja di sampingnya langsung kaget dan spontan meraih tangan temanya yang pingsan itu. Pada awalnya si korban (seolah-olah) mengatakan bahwa "aduh, pusing nih tadi belum makan..". Tentu saja semua temanya meminta dia untuk turun saja, daripada nanti malah merepotkan. Dan tiba-tiba saja, setelah mengangkat telepon, dia langsung lemas dan hampir jatuh..

DSCN0482 DSCN0483

Bayangkan juga apabila kejadiannya itu jauh sekali dari permukaan tanah alias tinggi betul..

DSCN0485

akhirnya ketiga teman yang sama-sama bekerja diatas berteriak, meneriaki operator crane untuk mengangkat gondola..

DSCN0487

Dan crane ini pun bekerja lain dari biasanya deh, cepet banget menarik-ulur slink bajanya, dengan cepatnya mengantarkan gondola beserta assistant crane untuk menolong korban tersebut..

DSCN0489 DSCN0491

Korban pun di angkutlah dengan gondola tersebut (jangan dibayangkan seperti gondola di ancol ya, jelas ini beda sekali dengan itu).

DSCN0494 DSCN0496

Crane pun mulai menurunkan korban beserta assistant untuk memandu arah crane..

DSCN0497

segenap pekerja yang lain dengan antusiasnya membantu korban untuk keluar dari gondola dan mengangkatnya ke tandu.

DSCN0500

Selanjutnya dia dibawa dengan tandu ke tempat istirahat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

DSCN0502

Akhirnya.., ini semua hanyalah sebuah training dadakan belaka.. :p

DSCN0504

 

Selanjutnya, supervisor beserta para safety officer yang berada di lokasi kejadian, memberikan pengarahan tentang apa yang terjadi dan apa yang harus dipersiapkan jika hal ini benar-benar terjadi pada kondisi yang sebenarnya. Aslinya sih, pekerja yang berpura-pura itu adalah yang paling jago di ketinggian (jadi semuanya ga nyangka, kok bisa pingsan sih dia) hehe..

 

DSCN0507DSCN0508

DSCN0509

 

Btw, dimanapun bekerja, " S A F E T Y   F I R S T " . Salut deh buat team Wasa-Safety. Dan terima kasih telah membaca tulisan ini sampai habis.

Baca Keseluruhan Isi Posting Ini >

GCB AB4 Gas Removal & Storage (Merlin Gerin Type)

RDSCN0254 Hari ini cukup melelahkan, seperti temen-temen pada umumnya, abis makan di restoran gede. Kekenyangan terus langsung lelah.. Hehe, bukan lelah kerja, tapi lelah makan!

 

Masih dengan si gede orange 'DILO', gotong sana-sini terus siapin semua peralatan yg dibutuhkan. Dan langsung meluncur ke glodok, ke bengkel bubut temen dan bikin connector dari DILO hoses ke GCB lockout valve connector. Cuma setengah jam, dan jadilah, alhamdulillah...

 

Kemarin si Kanchan Cakraborti bikin connector untuk diameter 3 butuh waktu satu setengah hari cape deh!

 

Ini dia foto-fotonya:

 

Lock-nut pada storage-tank DILO harus dibuka dulu

DSCN0245

 

Connect power supply 3phase-380V:

DSCN0212

 

Buka gas connector GCB

DSCN0214

DSCN0250

 

Pasang hose ke DILO

DSCN0216

 

Start Evacuation untuk hose agar tidak ada udara di dalamnya

DSCN0220

 

Sedot gas di dalam hose sampai tekanan di hose 1millibar

DSCN0237

 

Pasang connector hose sampai ke GCB connector, ayo Pak Tri semangat..

DSCN0236

DSCN0243

 

Setelah itu jalankan DILOnya, maka gas SF6 dari GCB akan masuk dan indikator akan langsung bergerak dan menunjukan berapa nilai tekanan yg ada di GCB.

DSCN0241

 

Posisikan selektor ke No. 2 dan start!

DSCN0226

Ini skema kerja untuk pengeluaran dan penyimpanan SF6 di DILO

DSCN0239

 

Tunggu sampai Gas Compartment Indicator untuk GCB di DILO menunjuk angka 0,5 Bar. Kita cuma bisa lihat tekanan gas nya dari DILO karena existing GCB tidak punya anemometer (namanya kalo ga salah ini deh).

DSCN0247

 

Kalo sudah cukup penyedotannya, Stop DILO lalu,

DSCN0233

 

Lepas koneksi hose yg ke GCB.

DSCN0252

 

Eh, ternyata disana ada yg dimarahin safety-officer gara-gara ga pake safety belt.. Aduh-aduh kasihan , org jepang-nya kadang-kadang juga ga pake safety belt kok ga dimarahin sih? ampuunn bozz..

DSCN0246

 

Ini dia Pak Tri Hasto (PLN P3B RJKB yg selalu menemani kita bertugas):

DSCN0244 Ayo senyum Pak Tri..

 

Ini dia Team saya, sudah cukup pintar sekarang, sorry kalo didikanya terlalu keras:

DSCN0258

Ga pa2 foto2, takut diomelin bos-nya ya? Bos-nya aja jarang difoto..ups jgn bilang2 ya!

 

Terima-kasih telah membaca tulisan saya sampai akhir, & hv a nice day (array-chan):

DSCN0257

Baca Keseluruhan Isi Posting Ini >

Gimana Sih Cara Ngetes Instalasi Tegangan Tinggi (>35kV)

DSCI0334 Mau tau caranya kah? mau duong...

 

Oke mari kita belajar bersama disini, instalasi yg akan kita coba disini adalah pemasangan kawat/wire ACSR, alumunim tube conductor, connector, dlsb. ke arah peralatan tegangan tinggi (HV Equipments) seperti CB, CVT, CT, DS, dlsb.

 

Contoh pertama adalah ngecek installasi jumper wire dari GIS ke Busbar (sebetulnya instalasi pengawatan tegangan tinggi hampir semua sama saja kok metodenya):

 

 

DSCN0126DSCN0151

Ini fotonya..  "Ganbate..!!" (ayo berusaha!!), dubh3x!!.. <.

  • Ingat, Safety first!, pasang scafolding dan pastikan orang aman naik ke atas.

Semua orang yang naik atau bekerja di area > 2m dari dasar/permukaan tanah harus memakai safety belt atau body harness ya.

  • Install jumper wire-nya, caranya? nanti ya di artikel 'gimana sih cara wiring ACSR dengan HV Equipment'. Mudah-mudahan saya ga lupa untuk posting .
  • Setelah semua sudah siap untuk di uji, maka kita persiapkan bahan-bahan dan bumbu-bumbunya oke .. siaap paak..,  haaa! tumben kamu rajin?

 

  • DSCN0127

Ini dia contact resistance testernya alias microhmeternya..

  •   DSCN0132

Ini kan jam utk bangunin saya kenapa dibawa ? Sebenernya ini adalah 'Termo & Hygro Monitor' untuk mengukur ambient temperature dan relative humidity. Kebetulan aja dilengkapi dengan jam dan alarm. Nanti pada saat mengetes, penunjukan temperature, humidity dan waktunya harus dicatat ya.. Berbeda suhu dan kelembaban, maka akan berbeda pula hasil pengetesanya walaupun hanya sedikit.

  • Setelah semua peralatan siap, selanjutnya ambil power supply (pake kabel rol juga boleh) dan pasang semua kabel-kabel dari microhm (harus yg original punya dia lho, kenapa harus? ya, karena titik ujung pertemuan antara dua kabel microhmeter itu sudah dikalibrasi pada titik 0 microhm).

Kira-kira seperti ini (hampir semua microhmeter prinsip dasarnya sama, ada kebel untuk output 100A-DC dan kabel input tegangan):

DSCN0130

Kenapa parameternya kok arus dan tegangan? Padahal kita kan mau ukur resistansi.. . Mari kita ingat rumus ini: "V=I.R" jadi untuk mencari R, "R=V/I".

Dan kenapa sih untuk mengukur tahanan kontak dalam ukuran mikro diperlukan arus yang besar dan pengukuran tegangan yang sekecil mungkin? Karena " Resistansi = Teg. Terukur / Arus Yg Diberikan ", Jika arus 100A dan teg. terukur 0,1mV Maka hasilnya akan 0,000001 Ohm atau 1 microhm. Kecil sekali bukan, sehingga kita tidak bisa menggunakan multimeter biasa.

  • Sampai sini mengerti kan? Saya yakin kamu mengerti..
  • Setelah itu jepit clamp untuk 100A cable, posisi penempatan clamp ini harus mengapit titik yang akan diukur tahanan contactnya. Lihat gambar dibawah untuk detailnya (test tahanan contact antara wire conductor ACSR sampai ke Alumunium Busbar Cond.):
  • DSCN0159DSCN0143
  • Jika clamp 100A sudah dipasang dengan baik, tentunya tidak boleh kendor, karena loop arus harus tertutup dengan baik jika tidak akan mengakibatkan lompatan api atau kerusakan pada microhmeter. Berikutnya adalah memasang kabel untuk mengukur tegangan yang terjadi di kontak (harus kabel original dari microhmeter juga tentunya). Susunan kabel kecil (V) dengan kabel besar (I) harus sama polaritasnya, kabel merah/+ (V) dekat dengan kabel merah (I) dan kabel hitam/- (V) dekat dengan kabel hitam (I). Kabel ini lebih kecil, lihat gambar dibawah untuk lebih detailnya:
  • DSCN0147
  • Jika koneksi antara microhmeter ke titik yang akan diukur resistansinya telah selesai, maka langkah selanjutnya adalah menjalankan micohmeter.
  • Nyalakan power microhmeter dan nyalakan juga 100A output (jika anda menggunakan tipe microhmneter yang punya lebih dari satu besaran output)
  • DSCN0130

Jika microhmeter menunjuk angka 1 berarti nilai pengukuran sangat besar atau melebihi range dari range yang dipilih (naikan range-nya dengan merubah posisi selektor switch). Jika microhmeter menunjuk nilai -1 berarti loop arus terbuka, cek apakah ada koneksi yang lepas atau terbuka. tanda minus juga berarti polaritas positif-negatif kabel tidak sesuai. 

Kamu Bisa Gunakan Emoticon Ini di Comment Box (copy-paste aja) :

Baca Keseluruhan Isi Posting Ini >