Baterai Management System (Battery Monitoring System atau biasa disingkat “BMS”) adalah perangkat elektronik yang mengelola pengisian ulang baterai (sel atau baterai pack), serta memantau keadaan baterai, menghitung data sekunder, melaporkan data baterai, melindungi baterai, mengatur kondisi sekitar baterai, dan / atau menjaga keseimbangan baterai . [1] Battery Monitoring System Model

Fungsi

1. Memantau (Monitor)
Sebuah BMS dapat memantau kondisi dari baterai melalui perwakilan input dari beberapa item, seperti:
  • Voltage: total tegangan, tegangan dari tap periodik, atau tegangan dari masing-masing individu sel baterai.
  • Temperature: temperatur rata-rata, temperatur udara intake, temperatur udara keluaran, atau temperatur dari setiap individu sel baterai.
  • State Of Charge (SOC) atau Depth Of Discharge (DOD): untuk mnengindikasikan level/tingkat pengisian daya pada baterai
  • State Of Health (SOH), didefinisikan sebagai sebuah penunjukan kondisi baterai melalui beberapa macam pengukuran terhadap baterai
  • Air flow: sebagai indikasi udara pendingin suhu baterai
  • Current: arus yang keluar atau masuk ke dalam sel baterai
2. Komputasi
Selain itu, BMS juga dapat menghitung nilai-nilai berdasarkan item tersebut di atas (sebagai bahan analisa), seperti:
  • Pengisian arus maksimum sebagai nilai batasan arus pengisian atau Charge Current Limit (CCL)
  • Arus pengosongan/discharge maksimum sebagai nilai batasan arus pengosongan atau Discharge Current Limit (DCL)
  • Total energi yang dikirimkan sejak pertama kali dioperasikan
  • Total lamanya waktu operasi baterai sejak pertama kali operasi

Creative Commons License You may share this document under Creative Commons License – Terima kasih telah membaca tulisan ini. © 2011 Ari Sulistiono, Indonesian Electrical Engineer.