H-Bridge DriverBagi penggemar dunia elektronika terumata yang berhubungan dengan rotating equipment taraf skala kecil, seperti robotika dan mahasiswa yang sedang menggarap tugas akhir bertema automation, tentunya mereka akan sering bersinggungan dengan motor listrik dan mikrokontroler sebagai penggerak dan otak dari mesin yang akan dibuat. Motor listrik umumnya dikendalikan serta dilindungi dari segi besar arus yang mengalir oleh sebuah driver motor. Untuk motor DC, saya biasa memakai H-Bridge driver karena mudah dikendalikan arah putaran (maju/mundur) serta bobot rangkaiannya yang ringan.

Untuk motor yang konsumsi arusnya besar dan kecepatannya tidak diatur (PWM) sebaiknya menggunakan kontrol relay untuk ketahanan rangkaian dan lebih sederhana serta mudah dibuat.

Sebuah H-Bridge sederhana dapat dibuat dengan bantuan transistor-transistor yang biasa dipakai sebagai power amplifier sound system seperti TIP31 dan TIP32. Sebuah contoh rangkaian dan telah diuji-cobakan dengan berhasil ditunjukkan oleh gambar dibawah ini.

image

Tabel Sistematika Kerja Rangkaian:

Input A (driver) Input B (driver) Status Motor DC
0 0 motor berhenti
0 1 motor berputar searah jarum jam *)
1 0 motor berputar berlawanan arah jarum jam *)
1 1 motor berhenti

*) kondisi putaran searah/berlawanan arah jarum jam atau maju/mundur putaran motor disesuaikan dengan posisi pemasangan uotput driver ke terminal motor DC.

Catatan: Rangkaian yang disajikan dalam blog ini semata hanya sebagai ilustrasi dan mempermudah pemahaman tentang driver motor DC berbasis H-Bridge. Author blog tidak bertanggung-jawab atas penurunan kinerja atau kerusakan yang terjadi saat pembuatan.

Demonstrasi kerja rangkaian diatas dapat dilihat pada ilustrasi gambar dibawah ini:

bjtdemo

Terimakasih telah membaca tulisan saya dan mudah-mudahan bermanfaat.

Creative Commons License You may share this document under Creative Commons License – Terima kasih telah membaca tulisan ini. © 2011 Ari Sulistiono, Indonesian Electrical Engineer.